IFA, Sekolah Sepakbola Masa Depan Indonesia
By Admin
nusakini.com-Jakarta-Indonesia tak boleh berhenti untuk bercita-cita melahirkan pesepakbola dunia yang baik, mandiri, dan pintar dalam rangka membentuk tim nasional yang berprestasi.
Niat membangun bangsa pula mendorong Rahim Soekasah menghidupkan kembali sekolah sepakbola Indonesian Football Academy untuk pembinaan anak mulai usia dini.
Dengan kurikulum terbaik dari AFC (Asian Football Confederation), yang sesuai dengan budaya Indonesia, IFA membina siswa melalui pelatihan yang terbagi ke dalam kategori:
- BAMBINI (kelompok usia 4 hingga 9 tahun) – Fase kegembiraan
- FUTURE (kelompok usia 10 hingga 13 tahun) – Peningkatan kemampuan
skill
- ACADEMY (kelompok usia 14 hingga 17 tahun) – Kemampuan meningkatkan permainan
Oleh karena itu, IFA menggandeng pelatih profesional dengan kualifikasi tertinggi di Asia (sertifikat AFC Pro) dan pengalaman menangani klub dan tim nasional beragam usia.
Nama Bambang Nurdiansyah tercatat sebagai top skorer era Galatama. Sebagai striker Timnas 1980-1990-an, ia termasuk anggota tim peraih medali emas SEA
Games 1991.
Episode Banur, sapaan akbarnya, berlanjut sebagai pelatih. Ia memimpin Timnas U-20 juara Turnamen Hassanal Bolkiah 2002 dan Timnas U-23 ke peringkat ketiga Piala Kemerdekaan 2008.
Sebagai pelatih klub, Banur membawa PSIS ke peringkat ke-3 Liga, Persija posisi ke-4, Cilegon FC naik ke Divisi I dan Utama, serta Persija ke 8 besar Piala Jenderal Sudirman.
“Ibarat rumah, Indonesian Football Academy mendidik anak-anak jadi pemain dunia dan pilar Timnas, juga pribadi sukses masa depan,” tutur Rahim Soekasah, Direktur IFA.
“Anak-anak mendapat pelatihan yang benar di lapangan, juga belajar interaksi dengan pelatih, wasit, penonton, dan media,” timpal Banur.
“Norma hidup atlet yang terlatih sejak dini pun bisa jadi modal berharga bagi Indonesia untuk menggapai prestasi di arena internasional,” pungkas Banur. (r/ab)